Terima kasih kepada Tri Wahyu Handayani yang sudah mereview Serumah.
Jangan lupa blogwalking kemari.

Ketika saya diterima di sebuah perguruan tinggi negeri di Bandung, maka yang dipikirkan pertama kali oleh ortu di Jakarta adalah di mana saya nanti akan tinggal. Saya pun tidak ada bayangan, akan serumah dengan orang lain yang tidak kenal sebelumnya. Kami tidak mempunyai saudara dekat yang dapat dijadikan tempat untuk tinggal selama saya menempuh pendidikan. Untungnya ayah mempunyai beberapa kenalan dan teman sejawat yang dapat dimintai tolong untuk mencarikan rumah kos. Terutama sih tempat kos perempuan dan ada ibu kosnya.
Puluhan tahun yang lalu kos-kosan sistemnya adalah bagian dari sebuah rumah utama dengan ibu kos beserta keluarganya. Umumnya pensiunan yang mempunyai rumah cukup besar berkamar banyak dan kamar-kamar tersebut disewakan.

 

Rumah Kos

Kos adalah rumah keduamu di perantauan. Oleh sebab itu dalam pandangan ortu yang akan melepaskan anaknya sekolah di luar kota adalah mencari rumah kos dengan ibu kos yang bisa dititipi anak. Kalau bisa kamar dengan fasilitas mirip di rumah, dan lebih bagus lagi dekat kampus. Tidak mudah waktu itu mencari kos-kosan di musim menjelang penerimaan mahasiswa baru. Kalaupun ada kemungkinan baru kosong beberapa bulan ke depan, karena salah satu penghuninya pindah atau lulus.
Nah, saya pun mengalami nasib yang sama. Calon tempat kos yang sesuai, di jalan Mundinglaya, jaraknya hanya 15 menit jalan kaki, baru kosong 3 bulan lagi. Akhirnya saya pun untuk sementara tinggal di salah satu kolega ayah di jalan Tubagus Ismail, Bandung.

Fasilitas lengkap zaman dulu itu ya kamar dengan tempat tidur, meja belajar, dan lemari pakaian. Dulu itu lazim saja sekamar berdua, tentunya sama-sama perempuan lah. Dan ternyata tidak semua kamar kos menyediakan lemari pakaian sehingga waktu itu saya memakai lemari plastik yang banyak dijual di pinggir jalan dekat kampus. Kamar mandi biasanya di luar kamar dan dipakai beramai-ramai. Jarang kos-kosan dengan kamar mandi di dalam seperti kos-kosan sekarang. Serunya karena kamar mandi dipakai ramai-ramai begitu adalah ritual antri kamar mandi tiap pagi. Masing-masing anak kos punya ember kecil berisi berbagai peralatan mandi yang sejak subuh sudah disusun antri di depan kamar mandi. Yang bersangkutan ya menunggu saja di kamar.
Waktu itu belum ada internet dan TV masih mahal. Jadi nonton TV ya ramai-ramai di ruang keluarga ibu kos, bersama anak-anak ibu kos dan teman-teman sekos.

Bagaimana dengan makan? Di tempat kos saya ibu kos menyediakan sarapan dan makan bagi anak kos. Sarapannya roti dengan selai kacang dan meises yang di antar bibi ke lantai atas. Sedangkan makan siang dan malam disiapkan di meja makan. Lauknya seingat saya sering tumis tahu dan toge. Kadang-kadang semur ayam. Sering juga sop yang banyak kolnya. Zaman sekarang sepertinya jarang lho tempat kos yang menyiapkan makan bagi penghuni kos. Selain selera makan anak kos beda-beda, jam pulang dari kampus atau kerja yang tak tentu membuat ibu kos kesulitan mengatur jumlah masakan.

Jumlah anak-anak kos di tempat saya total ada 8 perempuan semua. Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi. Sudah tergolong kos-kosan yang banyak penghuninya. Walaupun sekarang banyak juga tempat kos yang penghuninya puluhan dan campur antara perempuan dan laki. Serumah dengan teman kos yang berasal dari berbagai daerah, kita harus menyesuaikan diri dengan berbagai karakter yang berbeda-beda.
Karena saya sekamar berdua, tentunya harus ada toleransi dengan teman sekamar. Jarang sekali, sekamar sendirian seperti zaman sekarang. Kalaupun ada, sewanya mahal sekali. Dan zaman itu, yang namanya uang kos bayarnya per orang, bukan sewa per kamar.

Nah, yang namanya anak kos tidak lepas dari keisengan bukan?
Rumah kos yang saya tinggali boleh dibilang cukup favorit karena dekat kampus, sehingga ada saja orang-orang yang datang mencari kos untuk anak atau saudaranya. Terutama di awal tahun akademi.
Para pencari kos tersebut begitu tahu tempat kos kami penuh, tentunya akan menanyakan di mana lagi ada rumah kos di seputaran rumah kos kami. Salah satu teman kos dengan watados (wajah tanpa dosa) menjawab beberapa alamat, dan dicatat oleh para pencari kos.
Misalnya dijawab jalan Riau 11, jalan Dipati Ukur 35, atau alamat lain.
Padahal Riau 11 itu alamat rumah sakit jiwa di Bandung, dan jalan Dipati Ukur 35 itu alamatnya Unpad. Kalau dijawab jalan Ganesha 10 pasti ketahuan kalau kami ngibul.

Itulah karena zaman dahulu mencari kos-kosan itu caranya mapay, menyusuri jalan, menanyakan satu demi satu ada kamar kos kosong atau tidak. Kemudian menengok satu demi satu kamar-kamar kos beserta fasilitasnya. Betapa tidak efisien dan buang waktu banget kan.

Cari Teman Sekamar di Serumah

Nah, sekarang ini ada lho situs yang menyediakan informasi tentang berbagi tempat kos namanya Serumah. Jadi kalian tidak perlu lagi menyusuri jalan mencari kos-kosan, belum lagi dijailin anak kos di tempat yang kalian datangi.

 

rumah kos, rumah kosan, teman kos, ngekos bareng teman, sewa kos bareng, sharing kos, sokongan kost

 

Caranya gampang, kalian tinggal klik registrasi, isi data yang diperlukan sesuai apa yang kalian harapkan dari calon tempat kos. Bahkan apa yang kalian harapkan dari sesama penghuni kos pun ada pilihannya. Misalnya apakah kalian konservatif atau liberal. Pengertian liberal di sini tentang pilihan relation ship kalian, dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Kemudian ada pula, apakah kalian masalah atau tidak dengan perokok.

 

rumah kos, rumah kosan, teman kos, ngekos bareng teman, sewa kos bareng, sharing kos, sokongan kost

 

Fitur website serumah berupa pencarian teman sekamar (roommate). Pencari roommate, yaitu mereka yang ingin mencari teman untuk tinggal bersama dan berbagi biaya tempat tinggal bersama dengan orang lain (baik itu housemate, roommate, teman kos atau flatmate). Pencari teman sekamar ada tiga tipe:
a. Mereka yang sudah memiliki kamar sewa/kos dan hendak mencari teman untuk diajak sewa bareng.
b. Mereka yang belum memiliki kamar sewa dan juga teman sekamar.
c. Mereka yang fleksibel bisa berpindah selama mendapatkan teman kos.

Enak banget ini sih. Jadi sebelum kalian bertempat tinggal dengan orang lain, kalian tahu betul karakter teman serumah nantinya. Beda banget kan zaman saya kos, tidak cocok dengan teman se rumah maupuan teman se kamar, dibetah-betahin. Mau cari tempat baru sulit banget, apalagi harus mapay satu-satu, sampai mendapatkan tempat yang cocok.

So, coba klik deh buat cek-cek calon teman serumah. Siapa tahu berjodoh…

Serumah. Sewa bareng teman sekamar, sewa kosan jadi lebih murah.

 


SIGN INTO YOUR ACCOUNT CREATE NEW ACCOUNT

 
×
CREATE ACCOUNT ALREADY HAVE AN ACCOUNT?
 
×
FORGOT YOUR DETAILS?
×

Go up