Artikel ini ditulis oleh Ayu Frani,
Jangan lupa play around di blognya 🙂
Tinggal sendiri dan mandiri di Ibu kota mungkin adalah pilihan yang baik. Tapi, jika mengingat kapasitas kantong yang tidak stabil setiap bulannya, dan mengingat harga sewa tempat tinggal yang terbilang cukup tinggi dan mencekik (kadang-kadang dan bahkan banyak kali), maka adalah sebuah pilihan yang juga baik untuk mencari teman untuk diajak berbagi harga sewa kamar atau tempat tinggal.
Teman untuk berbagi harga sewa tempat tinggal adalah sebuah ‘jackpot’ dikala keresahan akan harga tempat tinggal yang seakan mengikuti harga tukar dollar yang tidak menentu tapi terus naik teratur. Teman yang dimaksud dapat mengantar kita pada kepemilikan harga sewa tempat tinggal yang bersahabat dengan kantong sehingga setiap bulannya kita dapat belajar untuk menabung atau mengalokasikan dana yang kita miliki untuk investasi pada hal lain selain harga sewa tempat tinggal.
Pengalaman selama lebih dari 5 tahun berbagi tempat tinggal dengan orang lain, cukup membuat saya mengatakan bahwa berbagi tempat tinggal dengan orang lain itu KEREN! Bebas dari rasa bosan, Ya! Dan mengajarkan kita menjadi bijaksana dengan pengaturan hidup, ya…setingkat lebih tinggi dikit lah!. Menjadi bijak yang saya maksudkan adalah belajar untuk tetap menjaga dan membatasi diri, tahu mana yang namanya privasi dan mana yang milik bersama. Ribet memang, tapi juga asik dan menantang.
Tinggal bersama dengan orang lain dan berbagi harga sewa bukanlah hal yang baru, apalagi dikalangan Mahasiswa/i. Dengan jumlah kiriman yang pas-pasan setiap bulannya, belum ditambah dengan biaya mengerjakan tugas, nongkrong sana dan nangkring sini, tentu membuat banyak mahasiswa/I bahkan mereka yang sudah bekerja pun memilih untuk melakukan penghematan. Hal ini menyebabkan berbagi tempat tinggal menjadi salah satu pilihan untuk tinggal bersama. Secara, kalau di analisa tiap bulannya, biaya untuk membayar sewa tempat tinggal adalah biaya perbulan yang tetap dan kadang lebih tinggi dibandingkan biaya makan dan kebutuhan pokok.
Mengenai berbagi tempat tinggal, akan lebih menyenangkan lagi kalau berbagi dengan orang yang berasal dari satu lingkungan yang kita kenal. Sebagai tambahan juga akan sangat menantang untuk dapat berbagi tempat dan harga sewa tempat tinggal dengan orang yang baru kita kenal. Ya…tergantung dengan pilihan masing-masing.
Cari dan mencari, akhirnya saya menemukan sebuah situs yang bernama serumah.com. Situs atau yang lebih familiar dengan sebutan platform ini adalah platform yang sangat bermanfaat untuk mencari teman untuk berbagi biaya sewa tempat tinggal bersama. Seperti yang dijelaskan oleh bagian informasi dari platform ini,
“Mereka yang ingin berbagi kamar sewa (sharing room rent) bisa mengiklankan kamar mereka di Serumah dan mencari roommate. Target utama pengiklan kamar di Serumah adalah mereka yang menyewa kamar sewa dan membutuhkan teman untuk sharing biaya sewa bukan pemilik kost/properti lainnya”
Kedengaran asik, bukan?
Jika dilihat lagi lebih jauh, plafform Serumah.com ini memang merupakan websites pencarian teman sekamar (roommate). Pencari Roommate, yaitu mereka yang ingin mencari teman untuk tinggal bersama dan berbagi biaya tempat tinggal bersama dengan orang lain (baik itu housemate, roommate, teman kost atau flatmate). Pencari teman sekamar sendiri ada tiga tipe, yaitu:
- Mereka yang sudah memiliki kamar sewa/kost dan hendak mencari teman untuk diajak sewa bareng
- Mereka yang belum memiliki kamar sewa dan juga teman sekamar.
- Mereka yang fleksibel bisa berpindah selama mendapatkan teman kost.
Tujuan utama dari situs ini adalah untuk memudahkan pengguna mencari teman untuk berbagi biaya sewa bersama dan tentu saja tujuannya adalah ‘irit’ dan ‘irit’.
Cara untuk masuk dan mendaftar di situ ini tidak ribet, cukup kunjungi situnya di http://serumah.com dan selanjutnya mendaftarkan diri. Silahkan pilih untuk mendaftar dengan menggunakan email atau menggunakan link dari Facebook.
Proses pendaftaran tidak berhenti disitu saja. Selanjutnya calon pengguna diminta untuk mengisi data diri yang memuat informasi tentang data diri yang umum seperti nama, umur dan jenis kelamin. Selanjutnya adalah data mengenai kebiasaan hidup dan daya recilience kita terhadap kehadiran orang lain. Resilience dapat diartikan sebagai daya ketahanan kita terhadap stress (kehadiran orang lain disekitar kita dapat disebut sebagai stress atau lebih tepatnya stressor). Pertanyaan seputar, “Apakah kita merokok ? Apakah kita tahan untuk tinggal dengan orang yang merokok?”. “Apakah kita membawa hewan peliharaan? atau Apakah kita tahan dengan orang yang akan tinggal dan membawa hewan peliharaannya?”. Bahkan ada pertanyaan yang menanyakan “Apakah anda seorang yang konservatif atau liberalis?” WOW. Ya…pertanyaan seputar ini.
Saya secara pribadi sangat mengapresiasi terbitnya platform seperti ini di Indonesia. Saya rasa kedepannya platform dengan mengandalkan sisi teknologi informasi seperti ini akan banyak menjamur di Indonesia dan ini adalah peluang yang sangat baik untuk kita semua kedepannya. Hanya tinggal berlaku bijak untuk setiap pemilihan dan pengambilan keputusannya.
Platform ini pada kenyataannya memang ada sisi positif dan ada juga sisi negatifnya. Saya membuka kesempatan bagi teman-teman sekalian untuk mempelajari dan dengan bijak mengambil keputusan untuk menggunakan layanan yang ditawarkan. Alangkah lebih baik lagi jika ide mengenai platform ini dikembangkan dan ada yang berminat untuk investasi disana.
Salam.